Satu Jam Lebih Lambat

 Pergerakan jarum jam seringnya terjadi begitu cepat. Kalo disadari, sebenarnya sama, satu detik tetap satu detik. Jarak Jawa dan Kalimantan kurang lebih 1.044 km atau tepatnya 60 menit rentang waktu lebih cepat. 

Pulang, setelah setahun lebih sangat membuat suasana hati lebih lega. Setidaknya banyak hal yang bisa dilakukan untuk menikmati waktu dirumah. Pandemi membuat rencana pulang ku atur berulang-ulang menyesuaikan jadwal, menyesuaikan kondisi lingkungan. Jujur lebih banyak rasa khawatir. 

Tapi aku pulang, untuk pertama kalinya merasakan waktuku melambat. Benar-benar aku menikmati. Bertemu pagi dengan kabut dingin, berjalan sambil menatap matahari terbit, gunung depan rumah, keluarga, dan kekasih.

Aku pulang, walau hanya sebentar. Maaf, ditengah waktu yang terbatas, aku masih belum mampu membuat semuanya sesuai rencana. Duduk santai disamping danau menikmati pemandangan dan secangkir kopi. Atau cengkrama setelah sekian lama tak berjumpa seketika keadaan ga memungkinkan dan maaf. Terimakasih sudah mau mengerti dan menerima. 

Yang banyak aku khawatirkan saat berada jauh dari rumah adalah perubahan. Perubahan yang sangat cepat walau dalam setahun. Asa, rasa, tapi semua melengkapi. Terimakasih September, tepat 1 bulan sebelum kembali ke pertempuran. Kurasa kepulangan ini sangat tepat, ketika aku meminta doa restu untuk perjalanan panjang mencari rizki di tanah rantau. 

Saatnya menyusun kembali rencana dan target selanjutnya, melaksanakan sunnah Tuhan dalam perjalanan kehidupan.