Struggle


 

Hari ini, Juni satu tahun lalu masih terngiyang dalam ingatanku
Keinginan tak terbendung yang "Mau dan Mampu" mendobrak harapanku
Beranjak bangun dari jatuh  tak terkira, untuk memperjuangkan sebuah pendidikan
Sakit tak terkira ketika gagal menjadikanya hasil, tapi apalah daya
Manusia hanya bisa berusaha
Menyiapkan strategi, kerja keras, komitmen, pantang menyerah
Setelah sebelas kali gagal, hingga membuat setahunku hilang
Aku diberi "pandangan"
Aku diberi kesempatan, yang mungkin dulu ini bukan harapan.
Seiring waktu berjalan, aku mulai membenarkan jika ini memang aku
Yang aku harapkan, tempat dimana aku ditempa
Menjadi insan yang benar-benar berbakti dan mau mengabdi.

Sekian lama, kurang lebih 2 tahun lalu, dimana aku berjuang mendapatkan sebuah "pendidikan". Dengan sangat menyombongkan diri aku bisa, aku diberi pelajaran luarbiasa. Sehingga aku mengerti, perjuangan itu tiada henti, dan bukan untuk orang yang hanya bisa mengeluh. Tanpa pandangan apapun saat kelas 12, tak tahu mau kemana aku ini? aku seolah mengalir tanpa inspirasi apapun.

Mencoba melamar kerja, namun bukan rejekiku disana. Aku mulai memberanikan diri untuk melanjutkan pendidikan, tanpa aku bilang ke orangtuaku, niatku aku berani. Mulai mengikuti jalur masuk PTN, hingga sebelas kali dan lolos di ujian yang duabelas dan tigabelas. Lolos pertama, disalah satu PTN bergengsi di kota Bandung, kota dan tempat yang paling aku idamkan untuk melanjutkan pendidikan. Disela keterbatasn biaya dan kemampuan, aku diberi kesempatan untuk berjuang lebih keras. Mulai melatih diri, menyiapkan seleksi berikutnya yang semakin sulit, berjuang sebulan untuk mewujudkan itu semua.

Lari 12 km setiap hari, mulai push up, back up, otodidak tes psikologi, aku benar benar persiapkan. Mengingat kegagalanku yang dulu, membangkitkan motivasiku bahwa aku bisa!!
Berangkat dari kota kecilku, berbekal 200ribu kutekadkan niat aku bisa bertahan 3 hari di daerah yang belum pernah aku kunjungi sama sekali, tanpa ada  keluarga dan kerabat. Aku nekat!
Tidak mungkin Allah meninggalkan hambanya sendiri, tanpa ada bantuan darinya, itu yang aku terus pegang hingga benar bertahan di Bandung 3 Hari. Syukur, aku mendapat kabar dari kakak tingkatku, kebetulan tinggal dibandung, aku diberi tempat menumpang selama seleksi. Diberi nasihat, dipanggilkan teman kampus untuk membantuku memberi gambaran dan tips lolos seleksi, dan ini semakin menguatkanku.

Seleksi 2 hari yang melelahkan, tapi alhamdulillah mencapai target, aku dapat lari 5,75 putaran lapangan atletik Sabuga ITB, setara 15 km. Mungkin ini lari terpanjang yang pernah aku tempuh, alhamdulillah aku juga dinyatakan lolos tes kesehatan. Saat pengumuman, sangat tak terkira, seleksi tes psikologiku menunjukan hasil positif. Puji syukur aku lolos tahap 2 ini, menangis saat itu, sangat pecah suasana sore itu. Aku memberi kabar kakaku, yang saat itu masih di Malaysia. Tak henti aku bersujud, luarbiasa nikmatmu ya Allah.

Aku langsung mengecek persyaratan, dan harus kembali ke Bandung dadakan, padahal bus kesana tidak ada yang dari kotaku. Harus cepat, hanya diberi waktu 2 hari untuk menyelesaikan semua persyaratan, sore 24 Juni aku bergegas ke Bandung. Tiba Kamis pagi, langsung mampir masjid di daerah Dago, tepatnya di dekat SD Islam, istirahat, sholat, mandi. Langsung ke kampus sambil membawa persyaratan, mencari info di Humas penerimaan, dan serasa aku tak tau mau berbuat apa. Berangkat dengan uang pas, ternyata bidikmisiku tidak bisa masuk sistem dan 2 orang lain senasib denganku. Dalam surat pernyataan, aku mendapat jatah uang pendidikan hingga puluhan juta. Aku bergegas keluar kampus, mencari temenku yang ada di daerah cimahi. Titip tidur dan menenangkan diri, sambil aku bercerita kepada guruku dengan harapan bisa memberi jalan keluar. Tapi apalah daya, gurukupun juga manusia, "mbok koe ra usah kuliah wae sek le, nek pancen ra duwe biayane. Mbok kerjo disek wae"(mending tak usah kuliah dulu nak, kalau memang tidak ada biaya, kerja dulu). Langsung membuat drop, aku telfon ibuku, mau gimana ini?
ibuku bilang, nanti setelah solat tahajud, istikhoroh juga. Sudah aku hanya tunduk mematuhi perintahnya, malam jum`at aku mengerjakan sholat, belum juga ada petunjuk. Jum`at siang, aku kembali tanya ibuku, bagaimana baiknya. Jam menunjukan pukul 1 siang, sedangkan penutupan daftar ulang hanya sampai jam 3, ibuku memberi keputusan "mundur". Dalam hati kecewa, aku sambi berdo`a, jika ini jalanku, tunjukan yang lebih baik dari ini, aku percaya rencanamu ya Allah. Aku pamit pulang, tapi temenku mengajaku main kerumahnya di Karawang. Menginap sehari, sambil cerita dengan mamahnya Miftah. Beliau bilang, kenapa keluar? yang orang sini aja mau kesana pada ga lolos, mbokya diambil! Khas ibu-ibu, aku bilang kalau biaya bukan menjadi masalahku sudah pasti aku ambil bu.
Dikasih makan, kemudian langsung istirahat, sorenya aku pulang ke Temanggung sebelumnya aku dikasih oleh-oleh, sampai kotaku ternyata pagi sekali pukul 1.30 malam, aku beranikan diri pulang berjalan kaki, setelah berjalan kurang lebih 3 km sial menimpaku. Aku dikejar anjing penjaga gudang, sangat tak disangka ternyata hampir saja mengiggitku, tasku robek aku terus saja lari sudah mati rasa kakiku, tangan berdarah, Sambil menunggu pagi, istirahat dipinggir jalan, tepatnya disamping gerobak jualan orang, tapi alhamdulillah itu jadi tempat berlindung. Dan pagi tiba, aku pulang kerumah dijemput adiku.

Saat ini, aku merupakan mahasiswa di PTN dijogja, sangat tidak disangka, alhamdulillah aku juga mendapat beasiswa disini. Pesanku untuk diriku, jangan pernah menyerah, teruslah bekerja keras, selalu motivasi diri, jangan lupa kuatkan batin. Satu hal yang dulu tak terpikirkan olehku, ternyata Jogja juga memberi banyak kesempatan bagiku untuk berkembang.

Kegagalan akan membangkitkan motivasimu beribu-ribu kali lebih kuat, inspirasi dan ambisi akan datang menguatkanmu. Membuatmu jauh lebih powerfull untuk mencapai sebuah kemenangan. Memang,  kita bukan winner, karena juara sebenarnya tak pernah ada di dunia ini. Setidaknya aku telah mencoba, sehingga aku tau yang terjadi padaku saat itu. Jika sampai aku lelah mencoba dan berhenti berjuang, aku tak akan pernah tahu aku saat ini.

Komentar

  1. The Eight-Wheel Classic - TITIAN Arts
    The eight-wheel classic bicycle ford fusion titanium is available in six sizes. The Bicycle Wheel https://jancasino.com/review/merit-casino/ is deccasino a classic bicycle made in USA, but there are apr casino three variations in 1xbet korean

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer