Rintik Hujan

Dua hari lalu awan kota sangat pekat. Terlihat dari arah barat bergulung-gulung awan seperti akan terjadi badai. Angin dari pantai selatan terdengar riuh, seperti amarah tak terbuncah.

Hari ini aku pulang awal, entah kenapa, sangat lelah melihat hujan yang akan turun. Memang ada yang mengganjal di hati seperti banyak yang akan ku keluarkan. Rindu dengan banyak pertanyaan di kepala tentang "kenapa?".

Jam 20.00 aku bercengkerama, biasanya baru kumulai jam 21.00. Tapi hujan mendorongku lebih cepat membuka frasa pertama. "Aku hampa". Lalu terdiam. Ini kali pertama aku melihat perempuanku menangis, kita sama-sama membuncah.

Hujan semakin deras dengan petir tersedu-sedu seolah tak mau berhenti mengeluarkan semuanya biar bumi tau, langitpun banyak menyimpan beban.

 Tak terasa sejam berlalu, hujan mereda. Lalu canda tawa menghiasi jam-jam menuju malam. Sambil terucap, terimakasih sudah bertahan dan maaf aku tidaklah sempurna. 


Komentar

Postingan Populer