Sekira sesisir

 Awal 2021, tahun-tahun sebelumnya gegap gempita dimana-mana. Kemerlap kembang api, asap yang mengebul di sepanjang jalan, bau daging bakar, dan yah aku masih berjibaku di kantor saat itu. Awal Januariku mengawali tahun ini masih sama, di kantor. Tapi, tidak ada lagi kembang api atau bau asap disepanjang jalan. 

Menemani kekasih yang sejauh lebih dari seribu kilo disana, melewati tahun baru pertama setelah bersama. Ada rasa kecewa karena fisik tak bersua, tapi aku bersyukur hari ini masih diberikesempatan bersama.


Tak jauh beda, disini aku menikmati makan bersama teman. Tak banyak, tapi cukup berkualitas. Makan tahu lontong di pinggir jalan setelah keliling susahnya cari tempat makan saat malam tahun baru cukup mengisi perut. Cerita soal budaya, aku selalu tertarik dan itu yang menjadi topik bahasan sama mas Una. Anak paser yang berbagi cerita.


Dihari yang sama, seluruh keluarga besarku sedang makan besar sambil melakukan rutinitas bulanan untuk arisan. Ragaku tak disana tentunya, tapi gagap gempitanya sampai kejiwaku. Suara riuh pak dhe Hadi, sepupu, bapak, ibu, juga ponakan kecilku, mas Azriel. 


Jakarta, Balikpapan, Temanggung berkumpul semua.


Sekira sesisir, mengawali cerita 2021 ku dengan sesisir pisang Bontang untuk sarapan pagiku. Mencoba mengawali hari dengan asupan premium seharga lima ribu. Sekira sesisir, hal diluar dari nalarku tapi ada disekitarku. Doa pagi ini aku dapatkan dari seorang ibu penjaja pisang 😁.

Komentar

Postingan Populer