Langsung ke konten utama
Ketika Tuhan Rindu Sahaya
Perjalanan belajar menjadi manusia,
Ada optimisme yang berbalut mesra dengan ketakutan. Ya, memang seperti itu
ketakutan membayangi.
Takut akan masa depan dan terenggutnya kebersamaan.
Demi itu semua, manusia berusaha menjaga,
walaupun lebih banyak lupanya.
Lupa akan fitrah menjadi manusia
dan berangsur-angsur meninggalkan kewajibanya.
Awalnya tidak ada niat meninggalkan,
sebagai peralihan atas masalah agar seolah tak bermasalah.
Nyatanya,
berusaha menjadi baik-baik saja kadang tak sekuat kenyataanya.
ini adalah cara mengalah pada kenyataan
Ada kebiasaan yang berubah,
dari fitrah menjadi jarah.
Ketika hati ditanya,
sebenarnya ada rindu dengan tuhanya
seolah ditampik
Kemudan saat semua benar-benar terjadi,
diam dalam diri, hati seolah diketuk.
Tuhan rindu.
Rindu akan tanganmu yang menengadah,
rindu akan lirihmu bersua ketika fajar,
rindu ketika hatimu lembut,
rindu ketika kamu riang,
dan tuhan rindu caramu berterimakasih.
Sentuhan demi sentuhan yang bertubi-tubi dilontarkan
untuk segera kembali.
Kembali pada jalan-Nya
Karena tuhan merindukan sahaya
Tuhan rindu kamu
Komentar
Posting Komentar